Belajar Dari Obat Nyamuk Kingkong, Laris Tanpa Promosi



Seorang teman pernah bertanya, “bisakah produk yang bagus terjual tanpa adanya branding dan pencitraan?”. Lalu, saya menjawab dengan berbagi macam contoh yang nyata ada di sekitar kita. Intinya produk bagus bisa terjual dengan baik meski tanpa upaya promosi. Mari kita bahas.

Namun, sebelum lebih jauh kita membahas mengenai hal ini, perlu kita membuat persepsi yang sama atas pertanyaan si teman tersebut. Kita pahami bahwa sebuah produk bisa terjual dengan baik meskipun tanpa adanya upaya promosi.

Kata pencitraan dan kata branding kita asumsikan sebagai upaya marketing. Meskipun kemudian kata branding itu memiliki makna berbeda dan lebih luas.

Saya ada contoh produk yang terjual laris meskipun tanpa upaya promosi. Ya, saya tidak pernah melihat adanya promosi produk tersebut baik berupa sponsor dalam event atau berupa iklan. Tapi saya melihat produk ini laris karena memang kualitas.

Salah satunya adalah obat nyamuk King Kong. Anti nyamuk bakar produksi Tegal ini laris manis di kawasan pantura Jawa Tengah. Saya pernah mengamati betapa produk ini telah menjadi pilihan masyarakat di sana untuk kebutuhan anti nyamuk bakar.

Di tengah persaingan dengan produk serupa di sana, obat nyamuk King Kong melesat maju ke depan mengalahkan yang lain baik Tiga Roda, Baygon dan Vape dengan jenis yang sama, yakni anti nyamuk bakar.

Pembeli di warung-warung lebih banyak memilih King Kong dibanding anti nyamuk lain. Padahal, di televisi mereka setiap hari ditayangkan iklan pesaing King Kong. Saya dulu punya toko kelontong. Anti nyamuk bakar termasuk produk dengan kebutuhan yang sangat tinggi.

Maklum, wilayah pantura Jawa Tengah memang cenderung lebih banyak nyamuk dibanding wilayah pegunungan pada umumnya. Dan yang mencengangkan, King Kong memiliki posisi penjualan tertinggi mencapai 70% dibanding produk lain. Artinya, 30% market share diperebutkan oleh merek-merek lain selain King Kong.

Ketika saya mencoba survey kecil-kecilan mengenai alasan memilih King Kong, mereka menjawab kompak, anti nyamuk tersebut mampu mengusir nyamuk lebih baik dibanding produk sejenis. Untuk harga, produk-produk itu dijual dengan harga yang kurang lebih sama. antara Rp. 2000 – Rp. 3000 per pak.

Lalu apa yang membuat King Kong memiliki pelanggan lebih banyak? Jawabannya ya tadi sudah dijawab sama si pembeli, “mengusir nyamuk lebih baik ketimbang yang lain.” Para pembeli tidak “termakan” oleh iklan. Tidak terpengaruh oleh promo-promo atau undian.


Apakah itu hanya sugesti? Belum tentu juga. Sugesti bisa saja dimentahkan oleh segerombolan nyamuk yang mengganggu saat tidur. Jika ada nyamuk mengganggu saat tidur, saya yakin mereka akan ke warung lagi dan membeli merek lain yang menurut iklan lebih baik.

Lalu mari kita bandingkan dengan produk kita. Apa saja. Apakah bisa kita adopsi atas apa yang terjadi dengan King Kong? Bisa ya, bisa tidak. King Kong memiliki penjualan yang sangat bagus karena kualitas produknya memang bagus, minimal menurut si pemakai. Selain itu, distribusi King Kong terjaga dengan baik. Meski King Kong laris di pasaran, tapi saya belum pernah menemukan stok kosong di grosir. Stok King Kong selalu ada.

Itu artinya, King Kong memiliki konsentrasi yang cukup baik di bidang kualitas produk dan ketersediaan pasokan. Meski tanpa promosi, ia memiliki tempat di hati pelanggannya. Dan saya yakin itu dicapai oleh King Kong bukan dalam waktu yang singkat.

Nah, sekarang bagaimana dengan produk kita? Sudah cukup puas dengan pencapaian yang ada? Masih perlu meningkatkan omzet? Ingin segera mendapatkan omzet lebih? Branding adalah cara yang saya rekomendasikan.

Jika suatu produk sudah memiliki nama, lalu diubah menjadi sebuah merek maka lambat laun dengan strategi yang benar merek itu akan berubah menjadi brand. Brand bukan hanya sekedar merek, tapi juga memiliki ruh atas produk tersebut yang kemudian menimbulkan kebanggan bagi si pemakainya.
Strategi marketing sangat diperlukan, apalagi di masa-masa yang sangat ketat seperti ini.  

Menjalankan bisnis yang memiliki pesaing ketat sangatlah riskan. Meski sudah jelas, kita bisa memilih kalah, stagnan atau menang, namun terkadang kita tanpa sadar telah melakukan hal yang salah dan membuat kita kalah. Kita pikir kita akan menang.

Segera lakukan strategi marketing. Banyak cara untuk menjalankan program marketing. Kami sering membahasnya dengan berbagai macam cara. Semua bisa dilakukan sesuai dengan kondisi, kenutuhan dan tentunya budget. Karena tidak semua produk bisa sukses seperti King Kong.


0 komentar:

Posting Komentar