Bukan Hanya Omzet, Ini Rincian Target Sales Distribusi Consumer Goods (Bag-1)

Toko Consumer Goods - Foto: JakPost


Mungkin Anda sudah terbiasa melihat sales distribusi makanan atau consumer goods berseliweran di sekitar rumah Anda. Masuk kampung, masuk perumahan hingga gang-gang sempit. Ada yang memakai mobil box, mobil niaga, ada juga yang pakai motor.

Nah, kebanyakan dari mereka ini bekerja dalam tekanan target penjualan. Sepertinya memang semua sales distribusi di perusahaan mendapatkan target penjualan setiap bulan.

Tapi tahukah Anda bahwa banyak perusahaan yang menerapkan target bulanan bukan hanya berdasarkan volume penjualan? Bukan hanya tentang jumlah uang yang didapat dari menjual barang-barang ke toko pengecer.

Target penjualan seorang salesman ditentukan dari berbagai komposisi. Terutama bagi perusahaan yang memiliki banyak varian produk.

Inilah daftar target penjualan seorang salesman. Kita akan bahas satu persatu.
1.       Omzet Panjualan
2.       Jumlah Outlet
3.       Teritorry
4.       Kategori Produk
5.       Cash vs Kredit
6.       Tagihan
7.       Retur
8.       Fast Moving vs Slow Moving
9.       New Product Launching
1.      Clearance Sale

Nah, ternyata banyak juga ya?

Jadi bukan hanya soal jumlah uang. Ketika seorang salesman produk consumer goods (kebutuhan sehari-hari) membicarakan tentang target, mereka tidak bisa langsung sebut angka misalnya “Rp. 100 juta perbulan”.

Bisa saja angka itu memang angka target penjualan secara nominal, tetapi untuk mendapatkan gaji penuh atau bonus, masih ada 9 syarat lagi.

Mari kita bahas satu-satu soal daftar target penjualan sales makanan dan consumer goods.

Pertama adalah Omzet Penjualan.

Ini adalah patokan utama. Omzet penjualan juga bisa saja menjadi satu-satunya target dalam sebulan untuk perusahaan yang varian produknya sedikit. Untuk perusahaan yang banyak varian produk, target omzet penjualan ini mungkin hanya 50-70% dari syarat utama mendapatkan bonus.
Untuk target aktualnya, biasanya perusahaan memberi batas toleransi pencapaian minimal 80%. Artinya, ketika seorang salesman mendapatkan target penjualan Rp. 100 juta, maka angka paling aman adalah Rp. 80 juta.

Kedua adalah Jumlah Outlet

Ini biasanya dianut oleh hampir semua perusahaan distribusi. Target jumlah outlet ini memenuhi unsur penetrasi barang. Penetrasi barang ini adalah salah satu perjuangan utama perusahaan distribusi consumer goods. Seorang salesman tidak cukup hanya dengan setor uang ke kantor dalam jumlah besar.

Untuk sales distribusi biasanya mereka juga ditugaskan untuk mencapai jumlah outlet sebanyak-banyaknya dalam setiap kunjungan harian.

Umumnya, sales distribusi dengan sistem TO (Take Order), dalam sehari mereka harus melakukan transaksi setidaknya dengan 20 outlet.

Gambarannya; seorang salesman dengan omzet Rp. 10 juta sehari dari 20 outlet akan lebih dihargai oleh perusahaan ketimbang yang omzetnya Rp. 15 juta sehari tapi hanya 5 outlet. JIka hal ini terjadi sekali dua kali, perusahaan masih bisa menegur. Tetapi jika terjadi berkali-kali, maka sudah waktunya perusahaan untuk melakukan perubahan. Bisa jadi si salesman punya channel yang bisa dioptimalkan. Mungkin dari sales retail bisa naik ke sales grosir atau channel distribusi lain.
Selanjutnya kita bahas di page kedua. Klik DI SINI



0 komentar:

Posting Komentar