![]() |
Sri Mulyani - Foto: Suara.com |
Pandemi COVID-19 menerjang hampir semua lini kehidupan. Menteri
Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah sudah memprediksi
bahwa angka kemiskinan pada awal tahun ini akan naik. Semua gara-gara pandemi
ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin Indonesia pada Maret 2020 sebanyak 26,42 juta orang. Jumlahnya meningkat 1,63 juta orang dari periode September tahun lalu dan naik 1,28 juta orang dari Maret tahun lalu.
Menurutnya, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah memang paling banyak menekan UMKM dan kelompok bawah seperti ultra mikro. Inilah penyebab kemiskinan naik cukup tinggi.
"Kenaikan kemiskinan masih di dalam range yang merupakan prediksi kita bahwa kenaikan sekitar 1,2 juta," ujar Sri Mulyani di Gedung DPR RI, seperti kami kutip dari CNBC Indonesia, Rabu (15/7/2020).
Sri Mulyani melanjutkan, pemerintah akan melanjutkan kebijakan yang sudah ada selama ini untuk menekan penambahan angka kemiskinan yang lebih tinggi lagi. Mulai dari perpanjangan dan penambahan kuota penerima bantuan sosial.
"PKH akan kita beri tambahan beras, kita juga tambah UMKM bansos produktif. Jadi kelompok yang betul-betul belum bankable sekarang bisa diidentifikasi dan mereka akan dapatkan kredit dalam bentuk bansos, sehingga mereka tidak terbebani untuk mengembalikan," jelasnya.
Bendahara Negara ini menekankan, ini dilakukan terutama untuk kelompok ultra mikro agar bisa menjalankan usaha dan bisa tetap bertahan di tengah tekanan pandemi Covid-19 ini.
"Itu kita lakukan di level-level bawah yang ultra mikro dan mekar. Kemudian kredit-kredit di Pegadaian dan koperasi dan bank wakaf masuk target kita sekarang saat ini," tegasnya.
0 komentar:
Posting Komentar